Kota Bandung tidak luput dari Geng Motornya, masalah ini sudah ada sejak jaman dahulu kala dan sekarang terkesan semakin marak. Namun Polisi lebih seneng menyebut mereka sebaga "Berandal Bermotor", Jika saya membuka Koran PR tiap pagi, pasti ada saja 1 atau 2 artikel yang menyangkut tentang berandal bermotor. Kenapa sih? Kok susah banget dibasmi? Padahal bukanya polisi sudah memberlakukan kebijakan tembak di tempat? Lalu kok tidak ada hasilnya? Sebaiknya berandal bermotor tersebut dibubarkan saja, karena meresahkan warga masyarakat. Berandal bermotor itu tidak ada gunanya, malah tindakan mereka itu memperburuk citra kota Bandung dimata warga nya dan pendatang baru. Harusnya mereka membuat organisasi yang melakukan hal-hal positif, yang mengayomi masyarakat dan mensejahterakan warga kota Bandung, bukan membuat onar dan kericuhan.
Lalu, Jalanan Kota Bandung. Masalah tentang ini, sudah lebih tua usianya dari masalah berandal bermotor, mungkin masalah ini sudah ada dari sejak zaman dinausaurus, apa susahnya sih bagi pemkot bandung untuk melakukan perbaikan jalan? Ataukah duitnya di korupsi dan di pake untuk hal-hal lain? Saya seorang warga Bandung yang tinggal di bandung Selatan, saya secara rutin menggunakan JAlan Soekarno- Hatta sebagai jalur lintas pulang pergi, belum 2 bulan jalan itu diaspal, sekarang sudah rusak lagi. Lalu jalan siliwangi, itu juga sudah rusak, jalan tubagus ismail di depan kompleks alamanda, sudah kembali rusak. Jalan Terusan Kiara Condong, juga sudah rusak, jalan kopo rusak, Cibaduyut rusak, kenapa sih semuanya rusak wahai Pak DADA ROSADA, wali Kota kami tercinta? apa sih masalah nya sampai-sampai di perbaiki rusak dan siklus ini seakan akan berulang ulang terus.
Mungkin 10 atau 15 tahun yang lalu, tinggal di Kota Bandung merupakan sebuah hal ya ng menyenangkan, udara segar, jalanan bagus, tingkat kriminalitas aman, tidak ada berandal bermotor, jalanan mulus. Tapi sekarang?
No comments:
Post a Comment