Sunday, May 2, 2010

Tentang Globalisasi yang menyebabkan kemiskinan


Ini adalah hasil essay saya untuk mata kuliah Isu Global

Globalisasi merupakan suatu fenomena yang sudah lama terjadi di dunia ini. Bisa ditelusuri akar-akar fenomena globalisasi semenjak zaman-zaman penjelajahanya Marco polo hingga ke pedagang-pedagang kain yang melewati Jalur Sutra demi menjual daganganya. Globalisasi tentu membawa dua perpektif berpikir yaitu globalisasi dilihat dari sisi positif dan globalisasi dilihat dari sisi negatif. Dalam essay singkat ini saya ingin mengemukakan penulis ingin mengungkapkan globalisasi dari segi negatif nya dengan mengambil tema “apakah globalisasi menyebabkan lebih banyak orang menjadi miskin di seluruh dunia?”

Globalisasi merupakan fenomena yang menurut penulis membawa dampak negtif yaitu betambahnya jumlah orang miskin di dunia. Hal ini tidak dapat dirasakan oleh negara-negara maju namun dapat kita rasakan dampaknya di negara-negara berkembang. Globalisasi memungkinkan terjadinya tindak ekspor-impor yang lebih bebas dari sebelumnya, globalisasi memungkinkan masuknya tenaga-tenaga asing yang lebih terlatih ke suatu negara berkembang. Globalisasi menghilangkan batasan-batasan negara sehingga jarak menjadi sesuatu yang tidak berarti. Bila negara yang dikenai dampak globalisasi merupakan sebuah negara yang maju dari segi perekonomian dan iptek serta memiliki tingkat penggangguran yang rendah dan memiliki kualitas pendidikan yang bagus, maka negara tersebut akan merasakan dampak positifnya dari globalisasi. Namun negara yang memenuhi kriteria tersebut di dunia hanya negara-negara dunia prtama (negara-negara maju). Masyarakat dari negara-negara tersebut tentu dapat merasakan nikmatnya globalisasi. Mereka dapat memilih banyak opsi barang yang dapat di beli di toko dari mulai produk-produk local maupun produk mancanegara. Dilihat dari pandangan pengusaha, mereka dapat memlilih tenaga kerja yang akan mereka pekerjakan.

Namun apa yang sekiranya dirasakan oleh negara yang belum mencapai kemajuan ekonomi serta iptek seperti negara-negara maju? Apakah penduduk negara tersebut dapat menikmati hasil dari globalisasi?Apakah tenaga kerja negara tersebut dapat memiliki kesempatan kerja yang lebih bagus? Berikut penulis akan menguraikan beberapa contoh hasil dari fenomena globalisasi yang tidak membawa dampak positif, namun membawa dampak negatif bagi negara tersebut?

Sebagai contoh dampak dari globalisasi yang merugikan masyarkat Indonesia ialah masalah impor beras dari Thailand yang terjadi pada Indonesia kisaran 3 atau 4 tahun yang lalu. Thailand menjual beras dengan kualitas yang lebih bagus daripada beras yang dihasilkan oleh petani Indonesia dengan harga yang lebih murah. Hal ini tentu membuat para petani local menjadi kelabakan. Sebagai konsumen kita tentu ingin membeli barang dengan kualitas bagus dan harga yang lebih murah. Apabila produsen local belum bisa memenuhi tuntutan dasa konsumen (harga murah, kualitas bagus) maka konsumen akan beralih mencari alternatif lain,

kebetulan alternatif tersebut berasal dari negara tetangga. Ini merupakan salah satu dampak globalisasi yang malah akan semakin memiskinkan produsen komoditas tertentu pada suatu negara.

Contoh lain adalah berlaku nya AFTA di wilayah Asia Tenggara. AFTA merupakan kependekan dari ASEAN FREE TRADE AREA. Apabila AFTA diberlakukan di Indonesia, maka tenaga kerja dari Indonesia akan pasti kalah bersaing dengan tenaga kerja dari Malaysia atau Thailand. Hal ini dikarenkan pendidikan formal di Indonesia masih sangat kurang memadai. Masih banyak jumlah warga Indonesia yang tidak memiliki akses kepada pendidikian yang memadai, sehingga tenaga kerja Indonesia kurang dihargai potensinya. Sebagai contoh perbsndingan, satu orang tenaga kerja dari Indonesia itu setara dengan 6 tenaga kerja Indonesa. Apabila dimisalkan 6 orang tenaga kerja dari Indonesia dengan kemampuan “X” dihargai Rp.1.000.000 perbulan per orang. Tenaga kerja korea dengan kemampuan “x” dihargai dengan nilai Rp3.000.000 perbulan. Maka sebagai pengusaha Indonesia, mereka tentu akan menyewa lebih banyak tenaga kerja dar Korea dikarenakan keefisenanya serta Biaya sewa yang murah.

Contoh dampak globalisasi yang negatif tidak hanbya terjadi di Indonesia, namu juga terjadi juga di negara-negara berkembang juga. Salah satu kasusu ialah masuknya tuna impor dari mexico yang harganya lebih murah daripada tuna lokal yang di jual produsen Amerika dan juga tuna tersebut memiliki cita rasa yang lebih enak. Hal ini membuat banyak nelayan Tuna di Amerika gulung Tikar dan beralih profesi. Namun pemerintah Amerika cepet menyadari dan mengeluarkan kebijakan untuk membatasi jumlah Tuna impor dari Mexico.

Produk cina juga merupakan salah satu dampak negatif fenomena globalisasi. Sektor industri Cina dapat membuat barang elektronik dengan kualitas produksi yang hampir menyamai baran-barang hasil produksi Jepang. Sebagai Contoh, Produk DVD player Cina dengan segala kecanggihan produk DVD player buatan Jepang, apabila beli di toko elektronik, harganya sangat murah ketimbang produk DVD player buatan Jepang. Di Indonesia masyarakat Indonesia tentu akan memilih produk yang lebih murah, maka mereka beralih pada produk DVD player Cina. Prosuk DVD player Cina juga memiliki kelebihan yang lain di bandingkan dengan produk buatan Jepng yaitu, DVD player Cina dapat membaca DVD bajakan. Karena mahalnya DVD / VCD yang asli, maka kebanyakan masyarakat Indnesia membeli DVD player buatan Cina, karena dapat dibaca dengan lancar. DVd player buatan Jepang tidak dapat membaca kepingan CD bajakan se optimal DVD player buatan Cina. Hal ini membuat Pabrikan elektronik asal Jepang “panasonic: menutup pabriknya di Tangerang. Penutupan pabrik membawa dampak yang buruk bagi pekerjanya, yaitu buruh Indonesia yang sudah di bayar murah oleh Panasonoc, dan sekarang mereka terpaksa diberhentikan di karenakan ulah DVD player import Buatan Cina.

Selain membawa dampak secara langsung fenomena globalisasi juga membawa dampak yang lain yang berimbas secara tidak langsung namun dapat dikatakan merupakan dampak yang cukup parah. Seperti Outsourcing. Out sourcing adalah Outsourcing addalah “trend” terbaru yang digunakan oleh perudahaan-perusahaan di Indonesia untuk mencukupi kebutuhan tenaga kerja mereka. Out Sourcing g sama hal nya seperti pegawai honorer. Pegawai yang ingin melamar ke suatu perusahaan di sewa secara kontrak, dan pegaeai tersebut harus memperpanjang kontrak kerja mereka setiap tahun. Bagi perusahaan hal ini tentu sangat menguntungkan, karena mereka hanya wajib membayar gaji pegawai tersebut selama masa kontrak. Perusahaan tidak perlu membayar tunjangan-tunjangan serta perusahaan tidak akan mengalami masalah apabila akan memecat pegawai tersebut. Dilihat dari pandangan pegawai hal ini tentu akan sangat merugikan. Pegawai tersebut tidak dapat berkembangan ke jenjang kariri yang lebih bagus. Pegawai tersebut juga tidak mendapat kepastian kerja jangka panjang. Apabila kontrak kerjanya habis maka pegawai tersebut harus memperpanjang kontraknya atau beresiko di berhentiukan dari perusahaan. Pihak perusahaan tidak akan megalami kerugian apapun, perusahaan hanya tinggal menyewa pegawai baru saja yang bersedia bekerja.

Untuk menanggulangi masalah globalisasi yang terjadi, pemerintah harus dengan tegas melakukan kebijakan-kebijakan. Contoh kebijakanya adalah kebijakan membatasi barang serta tenaga kerja Import agar tidak mencederai Tenaga Kerja serta barang local. Selain menerapkan kebijakan-kebijakan tersebut, pemerintah juga harus memberikan pendidikan formal ataupun pelatihan-pelatihan bagi tenaga kerja Indonesia agar mereka dapat bersaing di Dalam maupun luar negri.

No comments:

Post a Comment